Puisi Kepada Tubuh Yang Fana dan Terluka Oleh Giovanni Aditya
Jumat, 17 April 2020
Tulis Komentar
Kepada
Tubuh yang Fana dan Terluka
Oleh
Giovanni Aditya Lewa Arum
:
perempuan-perempuan NTT
Kepada tubuhmu yang fana dan terluka
Engkau ingin mengucapkan selamat tinggal.
Di sekujur tbuhmu melintang jahitan tak teratur
Jejak khianat yang merampas organ dan cintamu
Meremukkan rusuk dan ketegaran hatimu.
Tak pernah kau sesali darah yang mengucur dari
kedalamanmu
Sebab tanah telah mengkhianati jagung dan umbi
Dan hujan telah melupakan doa-doamu. Di kedalaman
hatimu
Engkau setia menjadi sirih yang remuk terkulai
Merelakan kurus layu tubuhmu dikunyah geligi
penguasa
Dan debur kapur pengkhianatan yang pedih perih.
Kepada tubuhmu yang fana dan terluka
Engkau ingin merapal doa.
Dulu sekali, engkau belajar dari tetua di kampungmu
Bahwa semuanya akan binasa.
Tanah akan memanggil tubuhmu
Kain tenun akan menghangatkan jiwamu.
Maka, engkau masih tekun merapalkan doa.
Ada gereja kecil yang menetap di sudut hati kecilmu.
Di sana, masih tergantung Penyair dengan luka
Di sekujur Tubuh-Nya yang mulia.
Dari sanalah, kau kirimkan doa-doamu dengan perih
dan gigh.
Kini, tubuhmu yang fana dan terluka
Telah menjelma biji jagung yang mati
Dan jatuh dalam keheningan tanah.
Dengan nyala iman yang memendar
Dari pelita di jiwamu yang murni,
Engkau teguh percaya:
Tabah benih yang dibuang
Oleh tangan-tangan celaka
Kelak menumbuhkan bulir-bulir cinta
Bagi tangkis kehilangan anak-anakmu.
Penfui, 2019
Belum ada Komentar untuk "Puisi Kepada Tubuh Yang Fana dan Terluka Oleh Giovanni Aditya"
Posting Komentar