Puis Jantung Raja Negeri Catur Oleh Muammar Qadafi
Minggu, 12 April 2020
Tulis Komentar
Oleh Muammar Qadafi Muhajir
Siapa
pun tak pantas lagi
Bertamasya
ke negeri catur
Ziarah
saja tak laku
Kecuali
dengan renungan
Bagi
yang hidup tentang abu-abu
Terbakar
di jantung sang raja
Sesungguhnya
lebih akut daripada
Kesakitan
keruh kalbumu:
Ibarat mata air perbukitan
Yang
merangkak ke titian luka sayat bumi
Jantung
memancarkan darah
Apabila
kelabu maka berdebulah kalbu
Sebab
jasad mana tak dijamah merah
Sang
raja kini hitam atau putih tak pasti
Tetapi
kupastikan berita
Jari-jemari
gemulai lunglai
Laksana
helai kail membelai ubun-ubun
Setiap
bidak yang kidal
Bidak
yang menyisipkan sandi-sandi
Kursi
bagi seorang tangan kanan
Berharap
suati saat
Ada
barangkali ia tak sekadar
Dapat
melangkah satu kali
Lantas
lepas dirinya mengasah mata pisau
Dengan
hulu di udara
Yang
tertikam di tanah
Sang
raja …
Dipamerkannya
dendang kemenangan
Dengan
lunglai ilalang subur
Di
atas kubur saudara kembarnya
Tetapi
perang hitam abnus dan putih kertas
Dari
rahim pohon yang sama
Telah
lebih dulu melalak terbakar
Hingga
hanya bersisa tabu segala abu
Dan
runtuh seluruh subuh
Karena
fajar juga dikaramkan
Sebelum
sempat mengeram pagi
Maka
murnilah kadar kata-kata:
Saling
serbu satu menjajah satu
Demi
satu menunggang satu
Itulah
saling mengelabu
“Maafkan
saja,
Tapi
hitam bakal selalu cukup gelap
Untuk
sekadar menyatu
Dengan
ilusi suci dirimu.”
Kendari, 20 Februari 2019
Belum ada Komentar untuk "Puis Jantung Raja Negeri Catur Oleh Muammar Qadafi"
Posting Komentar