Puisi Balap Paksa Oleh Agung Salvira Gayatri
Minggu, 12 April 2020
Tulis Komentar
Oleh Agung Salvira Gayatri
Kemarin
adalah sebuah balapan
Yang
tak seorang pun ingin menangkan.
Meski
begitu, semuanya-semua, semua yang hidup-adalah
Peserta,
Oleh
takdir didaftarkan paksa.
Tak
ada yang pasti,
Peserta
macam apa yang menempati garis depan.
Dalam
dugaan, barangkali paman tambun itu adalah yang
tercepat
Atau
wanita tua, gadis pemabuk, pria dengan bibir menghitam
Para
bayi. Anak-anak.
Tak
ada yang tahu.
Tetapi
semuanya berusaha menjadi lamban.
Terkadang,
ada banyak jalan pintas untuk kemenangan tak
Diinginkan
Kepada
yang kalah dalam kehidupan,
Barangkali
akan menang jika bertemu kematian
Mengambil
jalan pintas dalam keputusasaan, penuh kesadaran,
Konsekuensi
keputusan-keputusan.
Mereka
akan melalui jalan yang berdarah itu, dengan sepatu
Yang
kebut, bersama para gagak yang berkaok,
Nemun
sayup-sayup baginya.
Ada
pula kejutan-kejutan.
Bantuan
bagi para pemenang yang sebenarnya berharap
Kekalahan.
Mungkin
guncangan tanah atau arus air dan yang lainnya,
Yang
langsung membawakan garis akhir kepada mata
Yang
tak lagi dapat memandang.
Selebaran-selebaran
di bagikan di jalan
Orang-orang
berteriak, ada yang bersorak, ada yang suarannya
Serak
Siapa
yang sungguh bisa menentukan kemenangannya?
Pada
akhirnya, semuanya akan menag.
Tak
perlu berlambat-lambat. Tak usah terburu-buru.
Kau
dan aku pun akan menjuarai dan bertemu.
Perayaan
hitam menunggu,
Bersama
dengan lengking burung hantu, doa-doa merdu.
Belum ada Komentar untuk "Puisi Balap Paksa Oleh Agung Salvira Gayatri"
Posting Komentar