Puisi Air Mata di Selat Sunda Oleh Candi Respati
Sabtu, 18 April 2020
1 Komentar
Oleh
Candi Respati
/1/
Jala-jala nelayan itu tak fasih memindai dada
semesta
Melacak muasal kehilangan yang sesaknya telah
berlabuh
Begitu jauh di ujung paru
Sejak laut bisu membagi jerit asin yang menggarami
bibir
Lalu memasung seribu senyum di Tanjung Lesung
/2/
Murka yang menetes dari kening Selat Sunda kemarin
Telah menjerang air mata di langit Carit
Memaksa Anyer menziarahi rintih pasir pesisirnya
sendiri
Menaburkan sungkawa di hening pusara dan temaram
rumah duka
/3/
Betapa anggunnya kelebat maut
Ia menyusup begitu lembut dalam senyap napas laut
Menuangkan secangkir getir
Yang seharusnya berpinak di rongga samudera
/4/
Sayangnya, kita terbelenggu tabu
Tak berani memilin benci pada punggung laut tu
Katanya, hanya butuh sekantung doa yang akan
mengembalikan duka
Pada raung tembolok Anak Krakatau yang kerap
tersedak
Atau ke dalam riuh gelombang pasang Selat Sunda yang
tak pernah tenang.
Kuningan,
Desember 2018
Keren
BalasHapus