Karena Allah Tau. Sebuah Kisah Inspiratif
Kamis, 06 Februari 2020
Tulis Komentar
By.Marni
Pagi
itu semua ceria. Orang tua yang mengantar anaknya ke sekolah baru tampak
bahagia, begitupun dengan anak-anaknya. Kecuali dia, yang sedih karena ia di
sekolahkan di sekolah yang berasrama. Dia bernama Nita. Ia tidak mau bersekolah
berasrama, namun kerana inginan orang tuanya ia terpaksa sekolah berasrama di
SMP Islam Athirah Bone. Hari itu ia hanya murung dan menangis karena ia tidak
dapat membujuk orang tuanya agar ia tidak sekolah bersrama. Waktu semakin
berlalu hingga sore. Waktunya untuk orang tua siswa untuk pulang dan
meninggalkan anak-anaknya di sekolah barunya. Satu persatu orang tua pun
kembali ke rumah masing-masing, tapi Nita tidak mau kalau orang tuanya
meninggalkannya. Ia mau kalau orang taunya selalu bersama dengannya. Namanya
sekolah berasram, siswa harus bisa hidup mandiri tampa orang tuanya. Orang
tuanya pun pulang ke rumahnya dan meninggalkan Nita di SMP Islam Athirah Bone.
Setelah orang tuanya pulang ke
menuju keasrama untuk bersiap-siap melaksanakan shalat magrib. Sesampainya
dikamar, ia bertemu dengan teman dan kakak kamarnya. Ia mulai mengobrol dan
merapikan barang-barang yang dibawahnya. Sementara ia merapikan
barang-barangnya tiba-tiba seseorang mengumumkan bahwa waktunya untuk shalat
magrib. Seluruh penghuni asrama bersiap-siap untuk melaksanakan shalat magrib.
Ia pun juga bersiap-siap dan pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat magrib.
Setelah shalat magrib, ternyata seluruh siswa di wajibkan untuk tahfidz sampai
menjelang shalat isya. semua kegiatan harus di ikuti oleh seluruh siswa. Nita
yang merupakan siswa baru belum bisa untuk beradaptasi dengan lingkungan
barunya. Ia hanya menangis dan terus menangis sampai waktu tahfidz habis dan shalat
isya akan dilaksanakan. setelah melaksanakan shalat isya, seluruh siswa kembali
ke asrama dan belajar.
Hari demi hari berlalau. Sudah satu
minggu Nita di sekolah barunya. Dia tidak menyangka bahwa semua kegiantan yang
ada di sana semua telah di atur. Ia
tidak tahan dengan semua ataran yang ada di sini, ia meminta kepada
orang tuanya agar memindahkan ia ke sekoah lain. Ia tidak bisa mengikuti semua
aturan yang berlaku. Ia menceritakan kepada orang tuanya bahwa ia sangat
tertekan berada di sana. Ia dipaksa untuk melaksanakan shalat dan ibadah-ibadah
yang lainnya., namun orangtuanya tetap saja melarang ia untuk pindah karena
orang tuanya yakin bahwa kalau dia berada di sana dia akan berubah menjadi
lebih baik. Dia akan rajin untuk melaksanakan shalat, tahfizd dan ibadah-ibadah
lainnya. Setelah mendengar keputusan orang tuanya, ia pun mulai untuk tetap
bertahan dengan mengikuti semua peraturan yang ada di asrama maupun
sekolah.
Di hari pertama sekolahnya ia
berangkat bersama teman barunya yang dia kenal. Setelah sampai disana dan
sarapan, ia menuju kelas barunya bersama teman barunya itu. Pada saat berada di
kelas ada seorang kakak kelas yang mengajaknya keliling untuk menunjukkan
bagaimana sekolahnya tersebut. Iya pun mulai mengikuti kakak kelasnya dan
mendengarkan semua apa yang di katakan oleh kakak kelas tersebut. Ia menikmati
semua apa yang di lihatnya. Mulai dari kelas-kelas yang ada di sana, dapur
ruang makan dan semua ruangan yang adadi sana. Setelah berkeliling, menuju ke
kelas kembali karena kelas akan segera di mulai.
Guru
yang akan mengajar dikelasnya memulai pembelajaran dengan bertanya kepada
seluruh siswa tentang bagaimana perasaan yang di rasakan oleh mereka di asrama.
Nita pun menjawab bahwa ia merasa kurang bahagia karena ia tidak bersamaa
dengan orang tuanya di sana. Gurunya pun menaggapi pertanyaan yang di lontarkan
oleh Nita, bahwa kita tidak bisa selalu bersama dengan orang tua yang kita
cintai. Nita yang mendengar perkataan gurunya langsung termenung dan mendalami
apa maksud dari kata-kata gurunya tersebut. Pembelajaran pun di mulai, ia
sekarang akan belajar matematika, namun karena perkatan gurunya tadi ia jadi
tidak fokos dengan pembelajarannya karena terlalu memikirkan apa yang di
katakan oleh gurunya. Setelah sekian lama ia memikirkan perkataan gurunya, ia
tersadar bahwa orang tuanya memasukkan ia ke sekolah ini bukan karena mereka
tidak menyayanginya namun sebaliknya, orang tuanya memasukkan ia kesini karena
mereka sangat menyayangi Nita.
Allah
berfirman (QS.
Al Baqarah: 216)
“Boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui.”
Jadi, kita sebagai manusia tidak
boleh berburuk sangka kepada Allah, karena Allah mengatur jalan hidup kita.
Karena Allah menginginkan yang terbaik buat ummatnya, ia tidak mungkin
memberikan ujian yang melebih batas kemampuan ummatnya. Allah maha mengetuhui,ia
mengetahui apa yang terbaik bagi ummatnya. Oleh karena itu terima dan
bersabarlah atas apa yang telah Allah berkan kepada kita. Karena mungkin saja
itulah yang terbaik bagi kita.
Belum ada Komentar untuk "Karena Allah Tau. Sebuah Kisah Inspiratif"
Posting Komentar